Duduk termangu dihadapan notebook miliknya, wahyu hanya
dapat meratapi kesalahan dan kekhilafannya kepada semua orang yang ada
disekitarnya dan mencintainya.
Ucapan ibunda dan ayahandanya masih terngiang ditelinga dan
setiap lubuk hatinya.
“Skripsi kamu sudah selesai? Kapan kamu sidang? kapan kamu
wisuda nak?”
Kemalasannya selama ini telah berujung pada ketidak tenangan
jiwanya. Hidup yang ia jalani hanya berlandaskan...