Laman

Kamis, 19 Juni 2014

Hidup Yang Tiada Arti #Chapter 1


Duduk termangu dihadapan notebook miliknya, wahyu hanya dapat meratapi kesalahan dan kekhilafannya kepada semua orang yang ada disekitarnya dan mencintainya.
Ucapan ibunda dan ayahandanya masih terngiang ditelinga dan setiap lubuk hatinya.
“Skripsi kamu sudah selesai? Kapan kamu sidang? kapan kamu wisuda nak?”
Kemalasannya selama ini telah berujung pada ketidak tenangan jiwanya. Hidup yang ia jalani hanya berlandaskan kebohongan yang telah terbiasa ia banggakan.
Image!! Iya karena image sebagai orang yang lebih pintar, lebih baik dan lebih apapun. Namun kelebihan itu ia tunjukkan dan gambarkan dengan kebohongannya.
Ia diam dalam keriuhan lagu yang ia setel dari notebooknya. Nampak menetes titik embun di sudut matanya. Ya Ia menangis, meratapi dirinya sendiri. Ingin rasanya ia menghilang dari dunia ini, ingin mengakhiri hidupnya dan meninggalkan semua orang yang mencintainya termasuk ibu dan ayahnya.
“kau bodoh wahyu! Kamu itu orang yang paling gagal dalam menjalani hidup” ucapnya dalam hati sambil menahan sesak di dada.
Kembali ia terisak dalam tangisnya. Sepertinya ia tak mampu lagi menyambut hari esok. Ditangannya sebuah cutter yang masih baru telah berlumuran darah segar dan menetes kelantai yang tak lain dari luka menganga di pangkal tangannya.
Untuk kesekian kalinya ia mencoba untuk menlukai dirinya dengan tujuan mengakhiri hidupnya sendiri. Bunuh diri dalah hal yang akhir-akhir ini ia pikirkan.
Ia berfikir jika mati maka segala hal yang membuatnya tersiksa, takut, dan malu akan berakhir. Namun Allah SWT belum juga mengijinkan dirinya untuk meninggalkan dunia. Setiap kali mencoba bunuh diri ia pasti selamat. Seperti tindakan pertamanya meneguk cairan racun serangga yang sempat membuatnya koma selama dua hari. Kemudian gantung diri, dan lain-lainnya.
Tetesan darah dilantai semakin deras sampai mengalir kesegala penjuru ruangan. Wahyu merasakan pusing yang teramat, memandang kesegala arah pandangannya hanya gelap. Itulah efek dari kekurangan darah yang banyak. Setelah beberapa saat ia kelimpungan tak dapat melihat samasekali. Ia merasa jika dunia telah berubah menjadi gelap. Setelah itu iapun taksadarkan diri.


Read More >>

Selasa, 17 Juni 2014

ISENG - ISENG SAMA EDITING IMAGE

 hasil editing pertama










hasil Editing ke dua

 hasil editing dua tahun yang lalu
 Inaku Momahe Inggo'o mosa'a
 ketika pulang kampung
 ketika tour vulkanis di merapi



Read More >>