Laman

Minggu, 16 Maret 2014

Budaya Indonesia (menurutku)

Indonesia terkenal sebagai bangsa yang ramah dan berbudi pekerti luhur, seperti yang digembor-gemborkan oleh berbagai tokoh masayarakat di Indonesia kepada negeri luar. tapi seperti yang saya lihat saat ini budaya tersebut berganti oleh budaya bekerja.
hal tersebut tidak lain dan tidak bukan saya simpulkan, karena saat saya belajar mulai dari taman kanak kanak sampai saat ini disaat kuliah semester akhir masih saja ambisi untuk menduduki posisi tertentu baik itu di corporate, kementerian/lembaga, dan lain-lain. ini membuat saya kembali berpikir kenapa saya tidak menjadi pemberi pekerja?
menjadi pemberi kerjapun kembali lagi tidak dapat berbuat banyak, karena tetap saja harus memuliakan salah satu pihak (pihak terkait). artinya seorang calon pemberi kerja yang memiliki modal, tidak serta merta dapat menjadi pemberi kerja. namun harus melakukan sesuatu kepada beberapa pihak untuk mendapatkan perizinan dan perlindungan, dalam hal untuk pelaku usaha adalah melakukan pendaftaran pada lembaga terkait. tak ayal pada proses pendaftaran tersebut akan terjadi deal-deal antara lembaga pendaftaran sebagai pihak pemberi izin dan pelindung bagi pelaku usaha menjalankan usahanya tersebut.
sebagi contoh : seorang pengusaha ingin membuat sebuah badan hukum kadang kala untuk memuluskan kepentingannya pengusaha ini memberikan hadiah kepada petugas atau pengawas. dan apa bila praktek seperti ini dilakukan beberapa pihak saja tidak lah menjadi masalah, akan tetapi hampir semunya melakukan praktik-praktik seperti itu.

praktik tersebut akan menjadi sengketa jika salah satu pihak dianggap ingkar atau wanprestasi. karena terjadi tumpang tindih kepentingan. petugas-petugas yang idealis biasanya menduduki jabatan yang rendah dari oknum yang tersangkut masalah tersebut. hal tersebut menjadikan petugas-petugas yang idealis yang berada dikalangan bawah.

Budaya sebagai pekerja bagi bangsa indonesia sebenarnya dapt berimplikasi positif untuk bangsa Indonesia, jika diperuntukkan benar-benar astas kepentingan bangsa bukan kepentingan bersama.
mengapa demikian?
karena, definisi kepentingan bersama versi bangsa Indonesia bukan sama-sama bangsa Indonesia tetap kepentingan sesama partai, suku, golongan dan lain-lain.
bukankan bangsa indonesia akan menjadi besar dengan pluralismenya, kurang lebih begitu kata foundingfather bangsa Indonesia yang egois menyatukan nusantara dalam satu nation. sedang ia sendiri belum yakin untuk menyatukannya.
belum lagi dengan sifat dasar manusia yang selalu tidak puas dengan apa yang telah ia peroleh. contohnya adalah usaha melanggengkan kekuasaan orde baru yang dipimpin oleh soeharto yang telah memupuk praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. sama juga dengan apa yang terjadi pada era orde lama. dimana soekarno dinobatkan sebagai presiden seumur hidup.
tetapi terserahlan dengan semua keegoisan tersebut. namun keegoisan tersebut telah "MENGANTARKAN BANGSA INDONESIA KEDEPAN PINTU GERBANG KEMERDEKAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA" kurang lebih begitu frase yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945, "PINTU GERBANG KEMERDEKAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG TIDAK PERNAH IA MASUKI"

jerry
Read More >>